Tugas minggu ke 4
4. PEMROSESAN
TRANSAKSI DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
RINGKASAN : Pengendalian
diperlukan untuk mengurangi eksposur-eksposur. Suatu organisasi dipengaruhi
oleh eksposur yang dapat memberi akibat buruk bagi operasinya, bahkan sekalipun
organisasi itu berjalan dengan baik. Banyak aspek dari pemrosesan komputer
cenderung secara signifikan meningkatkan eksposur terjadinya kejadian yang
tidak menyenangkan .analisis eksposur dalam organisasi sering dikaitkan dengan
konsep siklus transaksi harus mengembangkan tujuan pengendalian yang rinci
untuk setiap siklus transaksi .
Struktur pengendalian intern suatu pihak mencakup kebijakaan
dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk menjamin bahwa tujuan tertentu dari
pihak dapat dicapai. Struktur pengendalian intern mencakup tiga elemen ;
lingkungan pengendalian, akutansi dan
prosedur pengendalian. Pengendalian dapat diklasifikasikan baik sebagai
pengendalian umum maupun pengendalian aplikasi. Metode standar untuk
mengklasifikasikan pengendalian aplikasi adalah dengan memperhatikan apakah
pengendalian tertentu telah diaplikasikan kepada masukan, pemrosesan , atau
keluaran. Bab ini membahas dan mengilustrasikan variasi dari praktik praktik
pengendalian yang umum.
Pertimbangan etika harus diperhatikan dalam perancangan
struktur pengendalian intern. Manusia merupakan elemen penting dalam stiap
struktur pengendalian intern. .Penting untuk mengkomunikasikan dan memahami
tujuan tujuan dari pengendalian intern. Tujuan tujuan pengendalian intern harus
dipandang sebagai suatu yang relevan bagi individu individu yang akan terlibat
dalam perngendalian sistem.
Analiasis atas struktur pengendalian intern membutuhkan
pemahaman atas struktur baik dalam masa perancangan maupun pada saat
dioperasikan. Teknik analitis yang paling umum yang digunakan dalam analisis
pengendalian intern adalah kuesioner pengendalian intern. Bagan arus analistis
juga bermanfaat dalam analisis pengendalian intern. Prinsip prinsip dasar dari
teori yang memadai telah dibahas karena analisis manfaat dan biaya dari sistem
pengendalian intern memerlukan beberapa penilaian kelayakan sistem.
4.1 Kebutuhan Akan
Pengendalian
a. Pengendalian dan Eksposur
Pengendalian sangat erat hubungannya dengan eksposur,
Eksposur terdiri dari dampak keuangan potensial yang berlipat ganda karena
probabilitas kemunculannya. Jadi eksposur adalah risiko dikalikan dengan
konsekuensi keuangannya.
Eksposur tidak timbul dari kurangnya pengendalian.
Pengendalian cenderung untuk mengurangi eksposur, tetapi kurangnya pengendalian
jarang menyebabkan eksposur. Eksposur melekat dalam operasi setiap organisasi
dan dapat timbul karena berbagai sebab.
-Eksposur-eksposur Umum
-Eksposur-eksposur yang sering terjadi dalam lingkungan
bisnis yang umum, antara lain:
-Biaya-biaya berlebihan
-Pendapatan menurun
-Kehilangan Aktiva
-Akuntansi yang tidak akurat
-Interupsi bisnis ( gangguan usaha atau bisnis )
-Sanksi wajib/ Sanksi perundang-undangan
-Kerugian kompetitif
Penipuan dan
penggelapan, seperti:
- Kejahatan
kerah putih
- Penipuan
Manajemen
- Pelaporan
keuangan yang keliru
- Kejahatan
perusahaan
b. Tujuan-tujuan Pengendalian dan Siklus-siklus Transaksi
- Siklus Pendapatan: Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
pendistribusian barang dan jasa kepada pihak lain dan penagihan pembayaran.
Tujuan pengendaliannya: Pelanggan diotorisasi sesuai dengan
kriteria manajemen, harga dan syarat barang dan jasa yang disediakan
diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen.
- Siklus Pengeluaran: Kejadian-kejadian yang berkaitan
dengan perolehan barang dan jasa dari pihak lain dan penetapan kewajiban yang
berkaitan.
Tujuan pengendaliannya: Pemasok harus diotorisasi sesuuai
dengan kriteria manajemen dan jumlah yang disampaikan kepada pemasok harus
diklasifikasikan,diikhtisarkan,dan dilaporkan secara akurat.
- Siklus Produksi: Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
transformasi sumber daya menjadi barang dan jasa.
Tujuan pengendaliannya: Rencana produksi harus diotorisasi
sesuai dengan kriteria.
- Siklus Keuangan: Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
perolehan dan manajemen dana modal termasuk kas.
Tujuan pengendaliannya: Akses ke kas dan efek-efek hanya
diperbolehkan sesuai dengan kriteria manajemen.
Tujuan-tujuan pengendalian ini di ambil dari konsep struktur
pengendalian intern. Pertama, manajemen harus mengembangkan struktur
pengendalian intern. Struktur ini kemudian dapat di aplikasikan ke
siklus-siklus transaksi dengan mengembangkan tujuan-tujuan pengendalian
spesifik untuk setiap siklus.
4.2 Elemen-elemen
Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk
menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat di capai.
Struktur pengendalian intern perusahaan terdiri dari tiga elemen : Lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur-prosedur pengendalian. Konsep
struktur pengendalian intern di dasarkan pada dua premis utama yaitu tanggung
jawab manajemen dan jaminan yang memadai.
Tanggung Jawab Manajamen
Meskipun auditor ekstern, auditor intern, dan pihak-pihak
lain secara langsung memperhatikan struktur pengendalian intern perusahaan,
tanggung jawab utama struktur ini tetaplah pada manajemen.
Jaminan Yang Memadai
Konsep jaminan yang memadai harus di kaitkan dengan manfaat
dan biaya pengendalian. Manajemen yang hati-hati tidak akan menghabiskan biaya
untuk manfaat pengendalian yang lebih kecil dari biayanya.
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian suatu organisasi merupakan dampak
kolektif dari berbagai faktor dalam menetapkan, meningkatkan, atau memperbaiki
efektifitas kebijakan dan prosedur-prosedur tertentu. Faktor-faktor itu
mencangkup :
- Filosofi dan
gaya operasional manajemen
- Struktur
organisasi
- Fungsi dewan
komisaris dan anggota-anggotanya
-
Metode-metode membebankan otoritas dan tanggung jawab
-
Metode-metode pengendalian manajemen
- Fungsi audit
intern
- Kebijakan
dan praktik-praktik kepegawaian
- Pengaruh
dari luar yang berkaitan dengan perusahaan
b. Sistem
Akuntansi
Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan
catatan-catatan yang di buat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan,
menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan
menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktifadan kewajiban yang berkaitan
c.
Prosedur-prosedur pengendalian
Prosedur-prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan
prosedur-prosedur yang tercangkup dalam lingkungan pengendalian dan sistem
akuntansi yang harus di tetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang
memadai bahwa tujuan tertentu akan dapat di capai. Pengendalian akuntansi
intern meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur dan
pencatatan-pencatatan yang berhubungan dengan penjagaan aktiva dan kelayakan
laporan keuangan. Pengendalian akuntansi intern di rancang untuk memberikan
jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan tertentu telah sesuai dengan setiap sistem
aplikasi yang signifikan di dalam organisasi.
4.3 Alat Pengendalian
Pemrosesan Transaksi
Alat pengendalian pemrosesan transaksi merupakan
prosedur-prosedur yang di rancang untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur
pengendalian intern di implementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang
terdapat di dalam setiap siklus transaksi organisasi. Alat pengendalian pemrosesan
transaksi terdiri dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum mempengaruhi seluruh pmrosesan transaksi. Pengendalian
aplikasi berpengaruh khusus terhadap aplikasi-aplikasi individual.
a. Pengendalian Umum
Pengendalian umum memperhatikan keseluruhan lingkungan
pemrosesan transaksi. Pengendalian umum mencangkup hal-hal berikut ini :
- Rencana
pengorganisasian pemrosesan transaksi
- Prosedur-prosedur
oprasi umum
- Masalah
pengendalian peralatan
- Pengendalian
peralatan dan akses data
Sebagai contoh, di ambil dari hal-hal tersebut di atas :
Rencana
pengorganisasian pemrosesan transaksi
Rencana pengorganisasian dalam penanganna dan pemerosesannya
di lakukan secara terpisah.
Contoh : Fungi pustaka komputer menyelenggarakan penyimpanan
program kompoter dan dokumentasi, tetapi tidak memiliki akses ke atau otoritas
untuk mengoperasikan peralatan pengolahan komputer.
Pengolahan data komputer harus tidak memiliki penanganan
fisik maupun otoritas atas setiap aktiva selain hanya mengolah data aktiva.
Contoh : Departemen-departemen yang bertanggung jawab atas
penanganan fisik persediaan harus tidak melapor kepada wakil direktur bidang
pengolahan data komputer.
Prosedur-prosedur
oprasi umum
Titik awal dan akhir untuk setiap fungsi pekerjaan harus di
indikasikan secara jelas, seperti juga hubungan fungsi-fungsi pekerjaan satu
sama lain.
Contoh : Operator komputer memiliki akses terbatas kepada
program-program dan file-file data.
b.Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi di khususkan untuk aplikasi
individual. Pengendalian-pengendalian aplikasi di kategorikan menjadi
pengendalian masukan, pemrosesan, dan keluaran.
Kategori-kategori ini berkaitan dengan langkah-langkah dasar
dalam silus pengolahan data.
c.Pengendalian Preventif, Detektif, Dan Korektif
Pengendalian Preventif di lakukan untuk mencegah kekeliruan
dan penipuan sebelum keduanya terjadi, terutama pada masukkan dan pemrosesan
pada pemrosesan transaksi. Pengandalian Detektif di lakukan untuk mengatasi
kekeliruan dan penipuan setelah keduanya terjadi. Pengendalian Korektif
digunakan untuk mengoreksi kekeliruan.
4.4 Etika Dan
Struktur Pengendalian Intern
a.Etika dan Budaya Perusahaan
Banyak perusahaan yang telah mengadopsi peraturan kode etika
yang merupakan pedoman dalam menjalankan bisnis sesuai etika. Begitupun, banyak
organisasi profesonal, seperti AICPA, yang mengadopsi peraturan ini peraturan
kode etik ini umumnya di tulis dalam bahasa hukum yang berfokus pada hal-hal
yang mungkin di langgar.
Banyak yang menentang dengan mengatakan bahwa setiap
perusahaan memiliki budayanya sendiri, yang di sebut budaya perushaan, yang
mungkin meningkatkan atau mengabaikan etika. Budaya perusahaan tergantung pada
tingkah laku, dan praktik kerja para karyawan. Untuk setiap program etika kerja,
perusahaan harus memiliki audit budaya atas perlaku budaya dan etika
perusahaannya.
b.Mengkomunikasikan Tujuan-tujuan Pengendalian Intern
Manusia merupakan elemen penting dari setiap struktur
prngrndalian intern. Fungsi prinspal dari pengendalian intern adalah
mempengaruhi tingkah laku manusia dalam suatu sistem bisnis. Jadi, perilaku dan
aktifitas-aktifitas perlu di kelola dan di kendalikan sehingga tujuan
organisasi dapat di capai. Tujuan pengendalian intern harus di pandang secara
relevan dengan individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem
harus di rancang sedemikian rupa sehingga pegawai yakin bahwa pengendalian
bertujuan melindungi kesulitan-kesulitan atau krisis-krisis dalam oprasi
organisasi yang sebaliknya dapat mempengaruhi mereka secara pribadi.